This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, August 15, 2005

"Miss Chatting"

“Kamu mau chatting lagi, Ra?”

Eh…dia malah senyum-senyum sendirian. Tangannya masih sibuk membereskan buku-buku dan memasukkannya semua ke dalam tas.

“Memangnya kamu ada janji chatting jam berapa sih? Sekarang? Emangnya penting banget ya, Ra?”

Rara menoleh padaku sebentar, lalu mengedipkan matanya, dan kembali sibuk dengan tasnya.

“Huuh..! Dasar centil!” Kataku kesal. Memangnya enak dicuekin ?!


Ketagihan chatting?? Owh, No!!! Begitulah Lindi, seorang cewek manis yang masih duduk di bangku SMA. Awalnya, ia bisa dibilang gaptek dan tidak mengenal internet sama sekali. Ternyata hobi chatting itu 'ditularkan' secara tidak sengaja dari sahabatnya, Rara, dan segera menjadi kegiatan favorit Lindi hampir setiap pulang sekolah. Sampai ketika Lindi 'terjebak' pada rayuan gombal para teman chatting yang sebenarnya tidak ia kenal. Gimana perjuangan Lindi belajar chatting? Apa yang akhirnya dapat 'menyembuhkan' Lindi dari 'demam chatting'?

Baca aja sendiri!!! Jangan sampe ketinggalan, ya!!!

"Miss Chatting"

(karya DH Devita)

dalam buku

"I Love U SoMad"

Antologi Milad LPPH 2005

Penerbit: Lingkar Pena Publishing House



Image hosted by Photobucket.com


ps. segera satronin toko buku terdekat!



Tuesday, August 02, 2005

Hampir Sebulan Lagi...

Ahad, 31 Juli 2005,

Untuk yang ke sekian kalinya, pertemuan rutin berjalan dengan lancar. Alhamdulillah. Sekitar pukul satu siang, saya telah duduk bersila di selasar perpustakaan Darul Ulum Islamic Center Bekasi. Siang bolong, langit tak tampak cerah, pertanda akan hujan. Dalam hati, saya bertanya-tanya, siapakah saja yang akan hadir nanti. Jadwal Ahad itu cukup padat: bedah cerpen dan akan disambung dengan rapat panitia FLP Bekasi Goes to School.

Sekitar sepuluh menit kemudian, saya sudah ditemani oleh mbak Rahma. Dan kami sedikit banyak membahas konsep acara yang memang jadi tanggung jawab berdua. Lalu beberapa orang mbak-mbak yang manis muncul, ragu-ragu bertanya, "Lingkar Pena, ya?" Wah, ternyata 'pendatang baru' lagi. Dan hari itu kami ditemani oleh enam orang peserta baru. Selamat bergabung, semuanya! Jelas-jelas semakin besar harapan pengurus akan regenerasi di bulan September nanti.

Cerpen berjudul "Ada Puyang di Kampung Silam", karya Hadi Hariyanto. Menarik. Berani. Unik. Dan diskusi berjalan cukup padat akan masukan positif buat Hadi. Entah apa yang ada di benaknya, saya jadi teringat Gavin dan Lina Nurfalah. Dua orang yang sudah sempat 'dibantai' pada forum ini, bedah cerpen. Memang tak sering dilakukan, sebab jadwal pemberian materi untuk kelompok Muda dan Madya saja sudah cukup sedikit porsinya. Catatan tambahan bagi saya pribadi: perbaiki sistem kaderisasi.

Wiwiek, si pemberi komentar pertama. Ha. Rupanya cewek yang 'gila buku' ini sudah berkembang pesat sekali. Terus terang, saya agak terpana mendengarkan komentar-komentarnya yang disampaikan dengan tajam dan tegas. Saya tersenyum kemudian, sambil sedikit berbisik-bisik dengan mbak Rahma, "Udah makin jago dia," dan berbisik sendiri dalam hati, "Wah, bisa nih jadi pengganti gue," Haha...sorry, Wiek! Tercetus begitu aja, sih.

Nia, termasuk newcomer juga, tapi sejak awal minat dan komitmennya yang besar pada dunia tulis-menulis dan FLP sangat terlihat. Terbukti juga dari kesudahan acara tersebut, sekali lagi Nia menyerahkan naskahnya.
You go, girl!

Chris, juga pendatang baru, yang kalem dan adem-ayem, tapi saya yakin komentar sederhananya dibuahkan dari pikiran yang mendalam. Chris kelihatan begitu serius dan menikmati diskusi hari itu. Low profile sekali, walau saya tahu, Chris bukanlah seorang pemula. Benar saja. Satu buah judul cerpen yang diserahkannya telah memikat saya seketika. Nyala semangat itu tertuang di sana. Saya sudah mencatatnya baik-baik, satu lagi nama seorang 'calon penulis' yang pasti akan saya beli buku-bukunya kelak (yang satu lagi juga FLP'ers Bekasi, seorang yang selalu bisa merangkai judul tulisan yang begitu menarik hati).

Yang sedikit membuat kaget adalah antusiasme dari enam orang newcomers itu dan dua orang adik-adik dari SMU 1 Bekasi. Komentar dan tanggapan mereka tak kalah berbobotnya (fresh, habis ikut pelatihan sih ya?!). Saya kembali tersenyum-senyum, berdoa dalam hati, mudah-mudahan regenerasi ini berjalan lancar. Otak ini bermain-main, berbagai rencana dan email teman-teman di milis FLP berputar-putar. Kepengurusan mendatang harus lebih baik!

Hadi menerima banyak sekali kritikan. Tapi tampaknya tak pudar cahaya itu di matanya. Ia makin sering menelpon dan mengirim sms kepada saya. Pernah suatu malam, nama seorang Djenar tersebut dalam diskusi kami. Lelah, tapi saya yakin itu berharga.

Rapat kami, deru itu makin bergemuruh dalam dada saya. Ah, teringat hampir setahun lalu. Tak ada Wiwiek, mbak Rahma, Naila, Hadi, Chris, dan seorang Irshad. Panitia tak bisa dihitung. Cuma ada saya, dan bang Komar. Rupanya kekuatan yang tak seberapa itu menghasilkan sekian teman-teman yang begitu saya cintai kini. September, hampir sebulan lagi....


-Vita -