This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, January 18, 2005

[TIPS] dari Fahri Asiza 2

Teman-teman yang baik,
ada sedikit tambahan lagi yang rasanya perlu saya sampaikan di sini sebagai tambahan dari beberapa catatan cerpen sebelumnya. Beberapa waktu lalu, kita pernah mendiskusikan tentang dialog dari catatan kecil atau bahasan yang saya berikan. Nah, baiknya kita singgung sedikit lagi ya.

Cerpen-cerpen dari penulis yang baru melangkah (sungguh, saya sangat bangga dengan semangat kalian dan yakin tak lama lagi kalian akan menjadi penulis yang hebat), masih banyaknya dialog yang mengambang (tidak jelas maksudnya), dialog yang tidak nyambung antara dialog yang satu dengan dialog yang lain, lalu dialog yang mencoba menguatkan cerita tetapi sebenarnya bisa dilakukan dengan narasi hanya satu atau dua baris.

Ini sangat disayangkan, karena cerita yang akan kita buat terkesan longgar, tidak utuh dan kuat. Dialog-dialog yang tidak ada makna (kadang suka lari dari masalah yang dibicarakan), sebaiknya dibuang dan diperketat lagi.

Caranya? Mudah sekali

1. Kuatkan dulu, point apa yang hendak diutarakan, sehingga dialog tidak "lari" dari point tsb.
2. Dialog singkat saja, tidak usah bertele-tele untuk menyampaikan maksud tertentu. Bila memang point lain yang akan disinggung pada bagian cerita berikutnya, itu baru bisa.
3. Perhatikan pula, apakah perlu mengungkapkan satu point dengan dialog? Padahal bisa dilakukan dengan narasi yang singkat.
4. Dialog pun harus mempertimbangkan siapa yang akan mengucapkannya, ini berkaitan dengan karakter tokoh yang kita ciptakan. Hingga tidak terkesan seragam. Karena dari dialog-dialog itu sebenarnya karakter pun telah terbangun.

Cukup mudah, kan? Insya Allah ini cukup membantu. Dan jangan pernah patah semangat. Karena semua pasti memakai proses. Itu juga bukan berarti karya-karya yang teman-teman buat jelek, tidak, sama sekali tidak. Hanya sedikit perlu dipoles saja. Karena rangkaiannya sudah cukup. Saya yakin, saat ini kalian baru mulai melangkah, tapi tak lama lagi, kalian sudah meninggalkan garis start cukup jauh.

Ayo, terus semarakkan dunia FLP dengan karya-karya yang asyik dan bermutu.

Tetap semangat!
salam,
fa

Thursday, January 13, 2005

[TIPS] dari Fahri Asiza

Teman-teman yang baik,

Sungguh asyik dan bangga rasanya menyimak begitu banyaknya penulis-penulis generasi FLP yang bermunculan. Sungguh, ada perasaan terharu pula di hati saya. Kalian punya semangat "tempur" yang hebat. Ya, karena kalian semua adalah penerus dari FLP.

Sekadar untuk berbagi, ada beberapa catatan yang rasanya perlu saya sampaikan di sini. Catatan ini saya berikan, bukan saya merasa lebih pintar dari kalian semua. Tetapi saya hanya sekadar mencoba memberikan gambaran saja.

1. Buatlah tema-tema yang sederhana saja, tidak usah tema yang besar atau bombastis. Karena dikhawatirkan, kita tidak akan kuat memikulnya. tema yang besar, kadang akan "menjerumuskan" kita pada cerpen itu sendiri. Sebagai rekomendasi saya, bacalah karya Asma Nadia. Sis yang satu ini, selalu memberikan tema-tema yang sederhana, tetapi menggarapnya dengan rangkaian yang utuh
2. Karakter, dari beberapa cerpen yang saya baca, karakter tokoh masih banyak belum memiliki bentuk yang utuh. Sebaiknya, mulailah untuk mempelajari dan mengedepankan karakter tokoh yang hendak buat. Karena tema yang bagus dan indah, bila karakter tokohnya tidak kuat, sangat sayang sekali. Sebagai rekomendasi saya, bacalah karya Gola Gong. Akang yang satu ini, sangat kuat dalam memposisikan atau mempermainkan karakter tokohnya.
3. Logika cerita, kadang logika cerita selalu lepas. Mungkin karena terlalu asyik dengan tema, hingga melupakan bagian yang satu ini. Logika cerita sangat penting, agar pembaca bisa masuk ke dalamnya. Sebagai rekomendasi saya, bacalah karya Teh Pipiet Senja. Teteh saya yang satu ini, selalu pandai mempermainkan cerita dengan logika yang sejalan.

Hal lain yang perlu saya utarakan juga, tentang diksi dan narasi. Rata-rata sudah memiliki kemampuan yang cukup, hanya tinggal sedikit dipoles. Untuk mengasahnya, banyak-banyaklah membaca karya-karya para penulis FLP, baik yang sudah melangkah duluan atau yang baru mulai melangkah. Tidak ada perbedaan dalam hal ini, karena dalam keluarga besar FLP yang bersahaja, kita akan selalu tetap saling berbagi. Karena, saya sendiri juga masih belajar.

Tetap semangat
salam,
fa

[diambil dari milis FLP Pusat]

Monday, January 10, 2005

[RESENSI] Menulis sebagai Pengobatan Alternatif (2)

Pada bagian kedua buku ini penulis membahas tentang metode-metode tertentu yang dapat membantu mempermudah penulis pemula untuk memulai sebuah karya penulisan, karena tiga bab yang terdapat pada bagian kedua ini intinya ingin memberikan tips-tips agar para penulis pemula mampu menuangkan karyanya dalam sebuah bentuk tulisan berdasarkan metode penulisan yang sudah dikenal dan mudah mempraktekkannya.

Dalam bagian ini juga para penulis pemula dapat memilih cara yang efektif dan cara yang paling mudah yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, walaupun semua metode itu pada intinya ialah ingin membangkitkan potensi yang ada dalam diri masing-masing orang dengan menggunakan metode-metode tersebut agar ide yang ada pada penulis pemula dapat dituangkan ke dalam sebuah tulisan, dengan mengolah ide-ide yang telah dimilikinya menjadi sebuah naskah tertentu yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.

Dengan susunan kata yang renyah dan dalam tutur kata yang enak dibaca, buku Hernowo ini dapat menjadi obat perangsang bagi orang yang belum pernah membuat tulisan atau para penulis pemula untuk memotivasi dirinya sendiri sehingga dapat mengeluarkan energi yang terpendam di dalam diri setiap orang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya (ini yang terjadi pada diri penulis sendiri yang tiba-tiba mampu mengeluarkan segala macam ide ke dalam sebuah tulisan).

Secara keseluruhan buku ini sangat menarik untuk dibaca, karena uraiannya sangat mudah dimengerti oleh siapapun. Hal tersebut membuat pembaca buku ini tidak mudah lelah ketika membacanya. disertai kutipan-kutipan yang merangsang energi para penulis pemula untuk memulai hari-hari barunya dengan menulis sesuatu, dengan ide apapun yang ada di pikirannya.

Hanya saja kelemahan buku ini, menurut penulis (yang tergolong penulis pemula), terletak pada sangat minimnya kutipan atau contoh-contoh tulisan ringan baik fiksi maupun non fiksi yang mungkin dapat ditiru penokohan atau latar belakang penulisannya oleh para penulis pemula lainya yang akan memulai usaha menulis. Padahal pada halaman 96 buku ini, Hernowo sangat menekankan sekali memulai kegiatan menulis dengan meniru atau mencontoh tulisan serta karangan orang lain sebagai perangsang awal tumbuhnya minat menulis ini. Karena berdasarkan pengalaman beberapa penulis, dengan adanya tulisan pertama yang dibuat oleh sang penulis pemula, yang diilhami oleh contoh-contoh tulisan yang ada akan makin membuat rangsangan-rangsangan lain baginya demi melahirkan tulisan kedua, ketiga dan selanjutnya.

Semoga saja hadirnya Buku Quantum Writing dapat lebih merangsang masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai buku, yang kemudian dari insan-insan yang mencintai buku tersebut dapat menelurkan karya-karya berupa naskah tulisan baru yang berguna bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia di masa yang akan datang untuk mengejar ketinggalannya dari bangsa-bangsa lain.

*Dwinu Panduprakarsa*