This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, June 23, 2007

Asyik, FLP Bekasi Udah punya Rumcay !!!



Ada yang berbeda dengan suasana dalam mesjid Muhajirin pagi itu. Sebanyak 30 anak asyik mewarnai dan menyimak dongeng. Apa apa gerangan ? Selidik punya selidik ternyata FLP Bekasi menggelar sebuah acara. Yup, dengan segala keterbatasannya, alhamdulillah Ahad 10 Juni 2007 lalu FLP Bekasi mengadakan soft launching Rumah Cahaya Bekasi. Meski bertempat di dalam mesjid Muhajirin dan koleksi buku yang sangat kurang (baru 30 buku), tapi tidak mengurangi antusiasme anak-anak untuk datang dan berpartisipasi dalam acara itu. Berikut reportasenya :Pukul delapan anak-anak mulai berdatangan ke masjid Al Muhajirin. Dari FLP Bekasi : Hayyu, Fanni, Herti menyiapkan alat-alat yang akan dipakai untuk lomba. Dari taman belajar ada Rini dan Teguh yang mengkoordinir anak-anak untuk bersiap mengikuti lomba. Acara dibuka oleh Hayyu dengan mengajak anak-anak membaca majalah dan buku-buku yang sudah dibawa. Lalu, acara dilanjutkan dengan lomba mewarnai. Peserta di bagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkatan kelas. Kelompok pertama terdiri dari pra TK-TK, kelompok kedua; kelas 1 dan 2, kelompok ketiga; 3 dan 4, kelompok empat; kelas 5 dan 6. Ada kurang lebih tiga puluh anak yang mengikuti lomba ini. Selama satu jam, anak-anak asyik mewarnai. Untung saja FLP Bekasi punya fotografer yang siap membantu acara ini. Kita tunggu saja foto-foto hasil jepretan Anif. Setelah selesai mewarnai, anak-anak mendapat snack "Momogi".
Mereka juga diarahkan untuk membaca. Ternyata minat anak-anak itu untuk mebaca cukup besar lho. Jadi nggak salah juga kalau FLP Bekasi membuat Rumcay di masjid Al Muhajirin karena tanggapan dari anak-anaknya antusias. Sambil menunggu hasil lomba, Mbak Ima Penanggung Jawab Rumcay Bekasi membawakan dongeng. Sementara dibalik sana Hayyu, Fanni dan Rini sibuk menilai hasil lomba. Wah…anak-anak serius banget lho dengerin mba Ima dongeng. Mau tau nggak dongeng apa? Serigala dan Tujuh Anak Kambing. Di akhir dongeng, Mbak Ima memberi pertanyaan, yang bisa jawab dapet Momogi lagi. Akhirnya pengumuman lomba tiba. Ada lima juara yang berhak mendapatkan hadiah. Dari kelompok TK, Salsa menjadi pemenangnya. Dari kelompok kelas 1 dan 2, Ira menjadi juara. Kalau dari kelompok kelas 3 dan 4 ada dua pemenang yaitu T.M Riza dan Gisda Andriana. Untuk kelompok 5 dan 6, Windi yang menjadi pemenangnya. Hadiahnya apa sih? Ada buku mewarnai, alat mewarnai sama buku cerita yang sudah dibungkus cantik. Selain itu ada delapan pemenang hiburan ; ada Mumut, Arsyita, Rifana, Shallsa, Tiafitri, Salwa, Annisa dan Sasi. Hadiahnya apa? Ya…Momogi lagi dong…..
Acara ditutup dengan foto bersama di depan masjid Al Muhajirin. Kelihatannya anak-anak sangat gembira. Tentu saja acara ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan semua pihak. Dari FLP ada Hayyu, Fanni, Mba IMa dan Anif yang sudah sibuk-sibuk. Ada juga Aria dan Yoyong yang datang memberi semangat. Dari Taman Belajar ada Rini dan Teguh. Tentu saja dengan dukungan Bapak Abdullah, pengurus DKM masjid Al Muhajirin yang mengizinkan kami memakai masjid ini. Dan tidak lupa buat Ali Reza yang menjembatani FLP Bekasi dengan pihak Masjid Al Muhajirin. Ada perasaan puas jika melihat wajah-wajah kecil itu ceria. Mereka adalah investasi kita di masa depan. Sebisa mungkin kita isi kehidupan mereka dengan kegembiraan dan ilmu yang bermanfaat yang akan menjadi pedoman mereka di masa depan. Oleh karena itu, jangan lupa untuk berpartisipasi menjadi donator atau menyumbang buku bacaan untuk Rumcay Bekasi. Insya Allah menjadi akan investasi teman-teman di akhirat nanti. Karena buku tersebut adalah ilmu yang sangat berguna bagi mereka. Kalaubukan kita siapa lagi? (herti)

Foto Dok. : Anif J.

Saturday, April 21, 2007

Seminar Penulisan Skenario Bersama Salman Aristo


Ditunggu Kedatangannya yah! Tanggal 6 Mei 2007 di kampus UNISMA Bekasi. Sampai ketemu disana!!! See yaa ...

Monday, March 26, 2007

Inagurasi II FLP Bekasi: Menggali Ilmu di Rumah Dunia


Berbeda dengan Inagurasi pertama yang berlokasi di Bekasi, kali ini FLP Bekasi berkunjung ke Rumah Dunia, Serang. Berangkat pukul 8.30 WIB, ngaret satu setengah jam dari rencana semula, sempat membuat beberapa anggota BT. Tapi rasa BT itu sirna, setelah dua jam kemudian sebuah bangunan bertuliskan Rumah Dunia terpampang di depan mata. Beberapa relawan menyambut di pintu gerbang. Rupanya mereka sudah menanti kedatangan kami. Terbukti beberapa kursi sudah diatur rapi di bawah pohon.

Cuaca cukup panas siang itu, namun tiupan angin sepoi-sepoi mampu membuat suasana menjadi sejuk. Herlan, ketua panitia, membuka acara. Diawali dengan sambutan dari Ketua FLP Bekasi, acara berlanjut dengan bincang-bincang santai mengenai Rumah Dunia. Komunitas nirlaba yang peduli terhadap dunia pendidikan dan budaya ini didirikan sejak 2002 oleh Gola Gong dan istrinya Tias Tatanka. Beberapa relawan yang hadir menceritakan awal keikutsertaanya dalam kegiatan Rumah Dunia. Roni, salah satu relawan menceritakan pengalamannya. Awalnya ia merasa tertipu karena bukan diajari menulis. Alih-alih ia dijadikan petugas kebersihan yang menyapu Rumah Dunia. Tapi justru di situ letak keunikannya. Gola Gong berharap semua orang yang belajar di Rumah Dunia juga memiliki sense of belonging terhadap tempat itu. Beberapa komentar lucu terlempar dalam diskusi ringan itu, membuat suasana menjadi santai.

Setelah sholat dan makan siang, diskusi bersama Gola Gong yang menjadi agenda utama inagurasi dimulai. Dengan tema “Asyiknya Jadi Penulis”, Gola Gong menceritakan pengalaman-pengalamannya sebagai penulis dan tak lupa memberikan beberapa tips. “Untuk menjadi penulis yang baik, kita jangan malas melakukan riset. Baik riset lapangan maupun riset literature,” petuah Gola Gong.

“Seperti layaknya seorang pendekar, riset lapangan dan kegiatan membaca merupakan proses pengisian tenaga dalam bagi seorang penulis. Sehingga ketika kita menggoreskan pena, ide-ide itu akan keluar secara otomatis,” lanjutnya.

Diskusi berjalan satu jam dan diakhiri dengan pemberian plakat dari FLP Bekasi kepada Rumah Dunia.

Acara selanjutnya adalah games. Anggota dibagi menjadi tiga kelompok. Tiap kelompok diberi tugas untuk membuat yel-yel dan kemudian memperagakannya di depan. Tugas kedua adalah menghayal. Masing-masing kelompok diberi pertanyaan: apa yang akan mereka lakukan jika menjadi Harry Potter, Cinderella dan Dora. Beberapa jawaban lucu terdengar, membuat suasana menjadi seru. Ada yang mengatakan jika ia menjadi Cinderella maka ia akan mengganti sepata kacanya menjadi sepatu kets warna ijo.

Sementara yang menjadi Dora ingin menghilangkan poni rambutnya karena Dora culun kalo pake poni. Ada yang ingin Dora memakai baju muslimah

Tidak kalah serunya dengan kelompok yang menjadi Harry Potter. Seorang anggota menjawab ia akan mengganti pesawat terbang dengan sapu terbang, sehingga peristiwa hilangnya Adam air tidak akan terjadi lagi. Ada juga yang ingin menghentikan luberan lumpur Lapindo.

Puas bergelak tawa, acara selanjutnya adalah pemberian sertifikat. Sertifikat pertama diberikan kepada Via Madini sebagai anggota tanpa absent. Yup, selama 8 kali pelatihan, Via selalu datang, padahal rumahnya di Kalideres loch.

Two thumbs up for Via!

Waktu telah menunjukan pukul 15.30, saatnya kami harus pulang.Foto bersama merupakan hal yang wajib. Maka masing-masing anggota berebut tempat agar bisa berpose di sebelah Gola Gong. Beberapa anggota yang kurang puas malah meminta foto berdua dengan Mas Gola Gong.

Seandainya ketua FLP Bekasi tidak menghentikannya, mungkin acara foto-foto itu bisa berlangsung sampai malam.

Ada sedikit guratan lelah di wajah beberapa anggota, namun dalam hati mereka mungkin bertanya, kapan ada jalan-jalan lagi ya?