Assalamu'alaikum wr wb
[First of all, maaf karena baru sempet 'laporan' hari Rabu ini, semoga belum 'basi'...]
Ahad, 29 Mei 2005, pertemuan kelompok Madya FLP Bekasi kembali diadakan. Dengan sedikit berdebar, saya dan mbak Rahma memperhitungkan bahwa yang akan hadir pada pertemuan tersebut tidak banyak. Sebab beberapa anggota Madya yang dikonfirmasi menyatakan tidak bisa hadir. Tetapi, seperti biasa, saya berusaha menghubungi anggota Muda via sms, toh mereka pun berhak dan menyatakan keinginan untuk hadir. Memang, pertemuan kedua kelompok Muda dan Madya tersebut punya target sendiri-sendiri, namun tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan seluruh anggota dalam kedua pertemuan tersebut. Sekitar 4 orang anggota Madya yang hadir, dan sekitar 8 orang sisanya adalah anggota Muda.
Bahasan pada hari itu adalah mengenai 'Sudut Pandang dalam Penulisan Cerita/Cerpen' oleh Azimah Rahayu. Saya memang sengaja 'menyimpan' tema-tema sulit untuk dibahas oleh 'yang lebih berpengalaman'. Salah satunya adalah Azimah Rahayu, mantan Ketua FLP DKI dan kini menjabat sebagai pengurus pusat FLP. Saya pikir, sayang sekali anggota Madya banyak yang tidak bisa hadir. Sebab, target saya memang untuk segera meng-upgrade mereka, supaya kelak dapat lebih termotivasi berkarya dan dapat mengkader kelompok Muda dan anggota-anggota baru.
Siang itu, saya mendapat sms dari Yeni. Katanya, "Mbak, kita udah banyak yang ngumpul nih, mbak di mana?" Ketika menerima sms itu, saya sedang dalam perjalanan. Memang telah menyatakan akan terlambat sebelumnya kepada mbak Rahma, sebab acara rutin saya sedang tak bisa ditinggal. Rupanya mbak Rahma pun terlambat hadir, termasuk sang pengisi, yaitu mbak Azi. Namun nampaknya sekitar pukul setengah dua, pertemuan dilangsungkan dengan cukup lancar.
Sekitar pukul setengah tiga sore, saya tersenyum-senyum mendatangi 'kerumunan kecil' yang sedang rapi duduk bersila di pelataran masjid Islamic Center Bekasi, sambil masing-masing memegang kertas dan alat tulis. Semuanya serius menyimak tuturan kata dari mbak Azi yang, seperti biasa, begitu bersemangatnya menjelaskan materi. Oleh-oleh yang tersimpan di dalam tas pun urung saya keluarkan.
Sedikit me-review apa yang disampaikan mbak Azi mengenai 'Sudut Pandang dalam Penulisan Cerita'. Ada 3 jenis yang dikatakan sebagai point of view/sudut pandang tersebut, yaitu (1) Sudut Pandang Orang Pertama, biasa dicirikan dengan penggunaan tokoh 'aku' dalam cerita, (2) Sudut Pandang Narator Tahu Segala, biasa dicirikan dengan tokoh-tokoh yang dapat 'dibaca pikirannya' oleh pembaca cerita. Artinya, pembaca dapat mengetahui apa 'isi hati dan pikiran' atau emosi dari para tokoh tersebut (lebih dari satu tokoh), sebab diberitahukan oleh si narator/penulis cerita, (3) Sudut Pandang Orang Ketiga, yaitu ada satu tokoh sentral yang menjadi 'pusat'nya. Bisa dilihat dari satu orang tokoh yang 'dieksplor' oleh si penulis lebih dari yang lain. Termasuk menampilkan 'emosi' atau 'isi hati' si tokoh, sedangkan tokoh yang lain tidak.
Setelah pemaparan materi, seperti biasa, diadakan simulasi menuliskan paragraf cerita. Mbak Azi berusaha membahas satu per satu karya yang sudah dibuat, dan kemudian dikaitkan dengan bahasan. Cukup menarik, sebab disertai juga contoh-contoh novel atau cerpen.
Pertemuan diakhiri sekitar pukul setengah empat. Peserta yang ternyata kelaparan (hehehe...) menyerbu kacang bali yang saya bawa dan seplastik gorengan.
Menghadiri pertemuan kemarin, saya jadi optimis, bahwa FLP Bekasi memiliki 'penerus' yang cukup serius dan sepertinya regenerasi kepengurusan dapat dilakukan dengan lancar pada bulan September nanti. Bisa jadi, kelompok Muda atau teman-teman yang baru jadi anggota akan berkembang lebih cepat dibandingkan mereka yang lebih dulu mendaftar. Bagaimanapun, sekali lagi, kita semua harus memperhatikan FLP tidak hanya dari luar saja, melainkan dari sisi 'kepenulisan', 'keorganisasian', dan 'keislaman'nya. Semoga FLP Bekasi dapat terus memperbaiki sisi internal sekaligus memperluas hubungannya ke luar. Aamiin.
Wassalamu'alaikum wr wb
*Vita*
[First of all, maaf karena baru sempet 'laporan' hari Rabu ini, semoga belum 'basi'...]
Ahad, 29 Mei 2005, pertemuan kelompok Madya FLP Bekasi kembali diadakan. Dengan sedikit berdebar, saya dan mbak Rahma memperhitungkan bahwa yang akan hadir pada pertemuan tersebut tidak banyak. Sebab beberapa anggota Madya yang dikonfirmasi menyatakan tidak bisa hadir. Tetapi, seperti biasa, saya berusaha menghubungi anggota Muda via sms, toh mereka pun berhak dan menyatakan keinginan untuk hadir. Memang, pertemuan kedua kelompok Muda dan Madya tersebut punya target sendiri-sendiri, namun tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan seluruh anggota dalam kedua pertemuan tersebut. Sekitar 4 orang anggota Madya yang hadir, dan sekitar 8 orang sisanya adalah anggota Muda.
Bahasan pada hari itu adalah mengenai 'Sudut Pandang dalam Penulisan Cerita/Cerpen' oleh Azimah Rahayu. Saya memang sengaja 'menyimpan' tema-tema sulit untuk dibahas oleh 'yang lebih berpengalaman'. Salah satunya adalah Azimah Rahayu, mantan Ketua FLP DKI dan kini menjabat sebagai pengurus pusat FLP. Saya pikir, sayang sekali anggota Madya banyak yang tidak bisa hadir. Sebab, target saya memang untuk segera meng-upgrade mereka, supaya kelak dapat lebih termotivasi berkarya dan dapat mengkader kelompok Muda dan anggota-anggota baru.
Siang itu, saya mendapat sms dari Yeni. Katanya, "Mbak, kita udah banyak yang ngumpul nih, mbak di mana?" Ketika menerima sms itu, saya sedang dalam perjalanan. Memang telah menyatakan akan terlambat sebelumnya kepada mbak Rahma, sebab acara rutin saya sedang tak bisa ditinggal. Rupanya mbak Rahma pun terlambat hadir, termasuk sang pengisi, yaitu mbak Azi. Namun nampaknya sekitar pukul setengah dua, pertemuan dilangsungkan dengan cukup lancar.
Sekitar pukul setengah tiga sore, saya tersenyum-senyum mendatangi 'kerumunan kecil' yang sedang rapi duduk bersila di pelataran masjid Islamic Center Bekasi, sambil masing-masing memegang kertas dan alat tulis. Semuanya serius menyimak tuturan kata dari mbak Azi yang, seperti biasa, begitu bersemangatnya menjelaskan materi. Oleh-oleh yang tersimpan di dalam tas pun urung saya keluarkan.
Sedikit me-review apa yang disampaikan mbak Azi mengenai 'Sudut Pandang dalam Penulisan Cerita'. Ada 3 jenis yang dikatakan sebagai point of view/sudut pandang tersebut, yaitu (1) Sudut Pandang Orang Pertama, biasa dicirikan dengan penggunaan tokoh 'aku' dalam cerita, (2) Sudut Pandang Narator Tahu Segala, biasa dicirikan dengan tokoh-tokoh yang dapat 'dibaca pikirannya' oleh pembaca cerita. Artinya, pembaca dapat mengetahui apa 'isi hati dan pikiran' atau emosi dari para tokoh tersebut (lebih dari satu tokoh), sebab diberitahukan oleh si narator/penulis cerita, (3) Sudut Pandang Orang Ketiga, yaitu ada satu tokoh sentral yang menjadi 'pusat'nya. Bisa dilihat dari satu orang tokoh yang 'dieksplor' oleh si penulis lebih dari yang lain. Termasuk menampilkan 'emosi' atau 'isi hati' si tokoh, sedangkan tokoh yang lain tidak.
Setelah pemaparan materi, seperti biasa, diadakan simulasi menuliskan paragraf cerita. Mbak Azi berusaha membahas satu per satu karya yang sudah dibuat, dan kemudian dikaitkan dengan bahasan. Cukup menarik, sebab disertai juga contoh-contoh novel atau cerpen.
Pertemuan diakhiri sekitar pukul setengah empat. Peserta yang ternyata kelaparan (hehehe...) menyerbu kacang bali yang saya bawa dan seplastik gorengan.
Menghadiri pertemuan kemarin, saya jadi optimis, bahwa FLP Bekasi memiliki 'penerus' yang cukup serius dan sepertinya regenerasi kepengurusan dapat dilakukan dengan lancar pada bulan September nanti. Bisa jadi, kelompok Muda atau teman-teman yang baru jadi anggota akan berkembang lebih cepat dibandingkan mereka yang lebih dulu mendaftar. Bagaimanapun, sekali lagi, kita semua harus memperhatikan FLP tidak hanya dari luar saja, melainkan dari sisi 'kepenulisan', 'keorganisasian', dan 'keislaman'nya. Semoga FLP Bekasi dapat terus memperbaiki sisi internal sekaligus memperluas hubungannya ke luar. Aamiin.
Wassalamu'alaikum wr wb
*Vita*